Friday, April 12, 2013

Supaya Kuat, Ikan Beta Bernafas di Permukaan Air


Ikan Beta si petarung ternyata sesekali mengambil udara di atas permukaan air. Cara ini memungkinkan mereka untuk dapat terus bertempur dengan saingannya.

Spesies jantan yang dikenal memperlihatkan sifat agresif itu untuk mempertahankan teritorialnya bisa mengambil oksigen dari udara dan air. Para ilmuwan menganalisa bagaimana ikan memanfaatkan kemampuan mengambil oksigen di udara ini untuk menjaga energi saat pertarungan. Cara ini ternyata meningkatkan penyerapan oksigen.

"Sepertinya insang mereka kecil sehingga harus menghirup udara di permukaan untuk tetap memiliki energi dalam pertarungan," kata Dr Steven Portugal dari Royal Veterinary College, London. Ia bersama koleganya dari Universitas Queensland, Australia mempublikasikan penelitian ini dalam jurnal Comparative Biology and Physiology Part A.

Ikan petarung (Betta splendens) ditemukan di seluruh Asia Tenggara. Spesies ini tinggal di kolam dan sawah yang beroksigen rendah. "Jantan memiliki banyak hiasan tubuh dan sangat agresif terhadap anggota jenis kelamin yang sama," kata Portugal. Menurutnya, masyarakat lokal Asia Tenggara telah mengambil keuntungan dari perilaku spesies ini. Menggunakannya sebagai pertarungan seperti ayam petarung.

Dalam laboratorium, tim saling memperkenalkan dua spesies jantan dalam botol terpisah yang didekatkan. Para peneliti menganalisa jumlah gas dalam botol itu sebelum dan sesudah pertarungan untuk memahami berapa banyak energi yang digunakan selama pertarungan dan dimana mereka memperoleh oksigen itu.

"Tampaknya selama perkelahian, mereka tak mendapatkan cukup oksigen. Sehingga mereka harus mengambil oksigen di permukaan," kata Dr Portugal. Pada saat ikan mengambil oksigen di permukaan, posisi ini adalah terlemah. Sehingga sangat memungkinkan untuk diserang. Tetapi jika gagal, si ikan yang lain akan segera kewalahan dan harus mengambil udara di permukaan. Artinya, posisi lemah ini akan berbalik pada ikan yang satunya dan ia harus mengalami nasib yang sama untuk diserang.

Source:tempo.co

Thursday, April 11, 2013

Kuda Termahal di dunia

Mungkin nggak ada kuda yang harganya melebihi kuda yang satu ini. Green Monkey. Green Monkey dianggap kuda paling mahal di dunia. Harga awal adalah $16 juta. Green Monkey adalah nama yang diberikan pada kuda balap berusia 2 tahun ini yang terjual pada acara Race Course Calder oleh Demi O’Byrne. Kuda ini adalah juara dua kali pada balapan kuda Derby Kentucky, namun setelah itu tidak pernah memenangkan perlombaan lagi, akhirnya Green Monkey secara resmi pensiun pada 12 Februari 2008.


 Kepemilikan kuda ini ada pada Randy Hartley dan Dean De Renzo pada awalnya lalu menjualnya pada lelang Fasig-Tipton Calder tahun 2006. Hartley dan De Renzo membeli kembali kuda ini dengan bantuan seseorang pengusaha kuda John Magnier.

Wednesday, April 10, 2013

Berkuda Sebagai Terapi Pengobatan Masalah Anak

 
Olahraga berkuda ternyata memiliki manfaat untuk metode penyembuhan bagi berbagai masalah anak. Mulai dari masalah psikologis, mental, emosional, lemah fisik, kemampuan berbahasa dan berbicara, bahkan autisme.
“Menunggang kuda adalah kegiatan menyenangkan bagi banyak orang, tapi bagi anak yang memiliki keterbatasan, menunggang kuda bisa menjadi salah satu cara penyembuhan,” kata Lisa McCallum, terapis berkuda dari Sleepy Hollow Therapeutic Riding Centre dan South African Riding for the Disabled Association (Sarda).
Setiap tahun, banyak orang merasakan manfaat dari terapi menunggang kuda dan jumlahnya terus meningkat.
” Terapi berkuda memiliki tiga manfaat utama, yaitu olahraga, pendidikan dan pengobatan. Ketiga hal ini sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak anak “
Menurut McCallum, terapi berkuda memiliki tiga manfaat utama, yaitu olahraga, pendidikan dan pengobatan. Ketiga hal ini sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak-anak.
Dijelaskan McCallum, terapi biasa tidak berhasil karena kadang anak sudah antipasti terlebih dahulu terhadap kegiatan terapi. Sedangkan aktivitas berkuda, anak memandangnya sebagai kegiatan bermain yang menyenangkan. Sehingga mereka lebih rileks menjalaninya.
Berkuda bisa memotivasi anak yang memiliki masalah mental dan emosional, serta kendala dalam belajar. Kegiatan ini membantu mereka berkonsentrasi, sabar, dan disiplin tinggi.
Aktivitas berkuda membutuhkan kerjasama antara kuda dan penunggangnya. Saat belajar berkuda, akan tercipta ikatan emosi anak dengan kuda yang dikendarainya.
“Hubungan unik antara kuda dengan pengendaranya membantu mengatasi ketakutan. Justru akan tumbuh rasa saling percaya antara anak dengan kuda, hal inilah yang menjadi terapi emosi mereka,” ujar McCallum.
Untuk anak yang mengalami hambatan fisik, misalnya kaki lumpuh, berkuda adalah cara mereka menikmati kebebasan yang selama ini tidak bisa mereka dapatkan saat berada di atas kursi roda. Duduk di atas kuda juga akan melatih otot kaki mereka sehingga bisa berjalan.
“Saat menunggang kuda, otot-otot pada selangkangan anak akan merasakan sensasi seperti saat berjalan kaki. Hal itu akan mengaktifkan otot-otot kaki sehingga pelan-pelan si anak akan bisa berjalan,” kata McCallum. (aa/vvnws)
Sumber :http://www.voa-islam.net

Tuesday, April 9, 2013

Udang Kecebong Bukan Fosil Hidup


 Africa Gomez Udang Kecebong Eropa, Triops cancriformis, bukanlah fosil hidup seperti yang diduga sebelumnya. 

Istilah "fosil hidup" dapat menimbulkan salah pemahaman karena istilah itu bisa diartikan proses evolusi pada hewan yang "dihadiahi" istilah tersebut telah berhenti.
Udang kecebong (Triops cancriformis) secara umum dikenal sebagai fosil hidup karena bentuknya yang sangat mirip dengan nenek moyangnya. Namun, sebuah hasil penelitian terbaru mengungkapkan, ternyata hewan tersebut bukanlah fosil hidup karena usia mereka jauh lebih muda dari nenek moyangnya.

Peneliti menganalisis rangkaian DNA dari semua jenis udang kecebong yang telah teridentifikasi, dan DNA dari kelompok crustaceae seperti kutu air dan udang brine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang kecebong telah mengalami beberapa kali siklus perluasan evolusi dan kepunahan.

Udang jenis ini tergolong kelompok spesies kriptik, kelompok hewan yang keragaman genetiknya tinggi, tetapi secara penampakan sangat mirip. Penelitian ini mengungkapkan total ada 38 spesies, dan kebanyakan dari spesies tersebut belum banyak tergambarkan.

Karena morfologinya yang sangat mirip, menentukan fosil pada spesies yang tepat pun merupakan satu tantangan tersendiri. Beberapa fosil berusia 250 juta tahun ditetapkan satu spesies dengan Triops cancriformis. Akan tetapi, hasil studi terbaru yang dilakukan Africa Gómez menunjukkan bahwa spesies tersebut baru berevolusi sejak 25 juta tahun lalu.

Oleh sebab itu, penggunaan istilah "fosil hidup" pada kelompok hewan spesies kriptik bisa menimbulkan kesalahpahaman.
"Fosil hidup berevolusi seperti halnya organisme lainnya. Mereka hanya kebetulan mendapat bentuk tubuh yang baik yang bisa bertahan seiring jalannya waktu," ungkap Gómez dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip LiveScience pada Selasa (2/4/2013).

"Meski tampilan luar hewan ini sangat mirip dengan fosil kecebong laut dari zaman dinosaurus, DNA dan strategi reproduksi mereka yang relatif tersembunyi telah berevolusi secara konstan," kata Gómez.

Source: sains.kompas.com

Monday, April 8, 2013

Piranha tidak seganas yang diduga




Reputasi piranha sebagai pemangsa yang ganas tidaklah sepenuhnya benar, begitulah pendapat para ilmuwan Inggris.

Ikan yang ditemukan di Sungai Amazon ini digambarkan sebagai ikan pemangsa daging yang secara berkelompok menyerang mangsa dan memakan dagingnya.

Namun para ahli dari Universitas St Andrews, Inggris, mengatakan piranha adalah pemakan daging maupun tumbuhan, dengan makanan utama ikan, tanaman di sekitar, dan serangga.

Tim peneliti mengatakan ikan ini cenderung berkelompok bukan untuk menyerang mangsa namun justru demi mempertahankan diri dari serangan pemangsa lain.

"Sebelumnya diperkirakan bahwa piranha berkelompok untuk membuat mereka memburu mangsanya," kata Professor Anne Magurran dari tim peneliti St Andrew.

"Namun yang kami temukan adalah hal itu merupakan perilaku untuk mempertahankan diri," tambahnya.

Mekanisme pertahanan diri

Piranha bisa mendapat serangan dari ikan pesut, maupun jenis ikan besar lainnya sehingga mereka berkelompok untuk mencegah agar tidak dimangsa.

Saat berkelompok, piranha yang sedang dalam masa reproduksi berada di bagian tengah-tengah sehingga mendapat perlindungan dari piranha di bagian pinggir.

"Pada kedalaman air yang lebih rendah, piranha cenderung membentuk kelompok yang lebih kecil karena lebih banyak ruang untuk menyelamatkan diri dan resiko serangan relatif lebih kecil," tambah Anne Magurran.

Akan tetapi lebih ke dalam, ketika aliran air menjadi semacam danau kecil, kelompok piranha membesar sampai 50 ekor karena ancaman pemangsa juga semakin besar.

Tim peneliti St Andrews ini menghadirkan temuan mereka dalam Pameran Ilmu Pengetahuan Musim Panas di Royal Society di London.

Dalam pameran itu para peneliti juga membawa satu tangki piranha yang bisa disaksikan khlayak.

Source: BBC Indonesia

Mitos dan fakta KELINCI

 
Maklumat Penyelamatan Kelinci
Kita menginginkan kehidupan kita dan kehidupan makhluk hidup yang lebih baik. Kelinci adalah hewan purba yang mesti diselamatkan dari kehidupan kita. Kita tidak ingin melihat manusia bahagia karena kelinci sementara kelinci sendiri teraniaya dan bahkan punah sia-sia.
Ada banyak penyebab kematian kelinci sehingga kelinci yang sekalipun secara alamiah memiliki kemampuan berpopulasi cepat dan banyak justru semakin langka.
Kematian disebabkan oleh konsumsi tidak terbukti merisaukan karena pada kenyataannya konsumsi kelinci sangat rendah dan jikalaupun konsumsi meningkat tidak akan menghabiskan sumber kelinci. Hal ini disebabkan kematian oleh konsumsi selalu diiringi oleh tingkat produksi pengelolaan secara baik. Dengan kata lain, kematian akibat penyembelihan untuk konsumsi akan selalu mempertimbangkan pengembangbiakan.
Ada banyak masalah dalam pemusnahan kelinci. Tetapi tulisan ini akan fokus pada kasus yang menonjol di Indonesia. Untuk menyelematkan kelinci mula-mula kita mesti memperhatikan beberapa hal ini.

Mitos-mitos kelinci
Mitos: Kelinci bisa tahan dari kematian sekalipun di bawa pergi jauh.
Fakta: terbukti banyak yang lebih mati ketimbang hidup. Kelinci indukan maupun anakan sangat rawan stress. Dan stress adalah masalah mendasar yang akan mengakibatkan pencernaan terganggu dan di situlah benih-benih penyakit muncul. Kelinci dengan pencernaan yang hanya mengandalkan usus (tanpa lambung) tidak bisa muntah. Kematian akibat stres sangat banyak. Kelinci dewasa yang dibawa kendaraan di atas 50 km mesti memperhatikan perawatan selama perjalanan. Tidak boleh ngebut, pakan harus terjamin dan tidak dalam kondisi cuaca panas atau dingin, atau terjadi perubahan cuaca mendadak. Ini sangat berbahaya. Sementara kelinci anakan sangat rawan kematian pada jarak 20 Km.

Mitos: kelinci tidak perlu air minum. Kelinci mati jika diberi air minum. Kelinci tak butuh minum karena sudah cukup mendapatkan minum dari kandungan rumput.
Fakta: setiap makhluk hidup butuh air minum. Kelinci adalah jenis herbivora yang tidak akan mencerna secara baik jika tidak didukung air minum. Rumput yang kandungan airnya mencapai 80 persen air tetap tidak cukup untuk menunjang kelancaran pencernaan, terlebih rumput kelinci harus dilayukan. Dalam kondisi layu kandungan air hanya berkisar 15-20 persen. Pencernaan sangat membutuhkan air, terutama air pegunungan yang masih steril dari kotoran. Air juga sumber energi untuk mentralisir bakteri buruk dalam pencernaan. Air memang mengandung bakteri, tetapi selama bakteri tersebut lancar dalam pencernaan kelinci akan selamat. Sedang tanpa air kemungkinan saluran pencernaan kelinci terkena Gastrointestinal (GI) sangat mudah terjadi. Produksi kencing juga membutuhkan air. Tanpa air minum air kencing akan menyedot gizi dari makanan. Ini bisa mengakibatkan ginjal. Kelinci tanpa air minum rata-rata miskin produksi dan mudah stres serta kemampuan daya tubuhnya menipis dan hanya mampu bertahan hidup di bawah 4 tahun.

Mitos: memegang kelinci yang paling tepat adalah telinganya.
Fakta: telinga berakar pada bagian kepala yang langsung terhubung ke syaraf. Kelinci bisa stress dan sakit gawat jika ditarik telinganya. Telinga kelinci adalah organ paling sensitif, bisa sakit jika diperlakukan kasar, tetapi sekalipun bisa membuat nikmat kelinci jika dielus-elus secara lembut. Jangan tarik telinga kelinci.

Mitos: kelinci cukup makan pelet tanpa rumput.
Fakta: sejauh ini, terutama di Indonesia, pelet khusus untuk kelinci dengan kandungan serat lebih 17 persen membuktikan tidak mencukupi pemenuhan serat-kasar. Banyak kasus kelinci makan bulu yang dipelihara orang-orang kota. Itu membuktikan pasokan serat dari rumput dan sayuran sangat miskin. Di Amerika Serikat maupun Eropa, Pemelihara kelinci tetap berusaha keras memberikan rumput asli sekalipun jaminan pakan berbentuk pelet sudah tergolong bagus. Hal ini karena mereka menyadari bagaimanapun juga makhluk hidup akan selalu nyaman dengan alam aslinya. Bahkan manusia pun sekarang semakin menyadari pentingnya keaslian. Tren makanan organic misalnya, adalah bukti natural dari sisi kehidupan alamiah. Kelinci tentu lebih bahagia jika diberikan pasokan serat melalui rumput dan sayuran asli. Pellet sebaiknya didudukkan sebagai pakan pokok pengganti akar dan umbi-umbian yang biasa dimakan kelinci di hutan.


Mitos: kelinci tidak bisa hidup dalam cuaca panas.
Fakta: di Afrika dan Timur Tengah dengan cuaca di atas 35 derajat Celsius bisa hidup. Masalah kematian bukan pada cuaca, tetapi serangkaian penyebab kompleks lainnya. Pergantian cuaca mendadak hanyalah mendorong salahsatu sebab buruknya kehidupan kelinci. Jika perubahan cuaca itu lebih dipengaruhi oleh musim kita bisa mengatasinya dengan rumah kelinci yang sejuk. Pergantian suhu disebabkan oleh perpindahan kelinci, misalnya dari pegunungan ke daratan rendah yang panas memang bisa menjadi pemicu dahaga dan stres. Karena itu kita harus memperhatikan perubahan ini. Kelinci tetap bisa berbenah diri dan beradaptasi dengan perbedaan suhu selama kita memperhatikannya secara baik. Suhu panas yang paling berpengaruh adalah pada libido kelinci. Di atas 30 derajat celsius kelinci lemah libido sehingga seringkali sulit kawin atau gagal kawin. Karena itu perkawinan sebaiknya pada jam dingin, antara jam 6-8 pagi, atau jam 6-8 malam.

(Tulisan ini dipersiapkan untuk edisi revisi pada buku KELINCI: pemeliharaan secara ilmiah, tepat dan terpadu (Faiz Manshur). Masih ada banyak serangkaian mitos dan fakta yang belum dimuat. Naskah ini disumbangkan kepada KKI  untuk para pemelihara kelinci)

Fakta Unik Seputar Sapi

 
Sapi adalah hewan yang dikenal secara luas, baik sebagai penghasil daging dan susu, sebagai hewan pekerja, dan bahkan sebagai hewan suci bagi agama tertentu. Berikut adalah kumpulan fakta-fakta seputar sapi yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang sangat menarik untuk diketahui
  • Di dunia saat ini terdapat sekitar 920 jenis sapi hasil pengembangbiakan.
  • Sapi mulai didomestifikasi sebagai hewan ternak sejak 5000 tahun yang lalu
  • Masa bunting sapi mirip dengan manusia yaitu sekitar 279 – 290 hari.
  • Jumlah anak sapi yang dilahirkan dalam satu proses kelahiran adalah 1 – 2 ekor anak sapi
  • Ikatan antara induk sapi dengan anaknya sangat kuat dan bahkan terus berlanjut hingga anak sapi dewasa. Di kawanan sapi liar seekor induk bisa merawat anaknya sampai usia 3 tahun.
  • Sapi adakah hewan sosial, dalam kawanan mereka akan berkumpul dengan beberapa anggita kawanan tertentu dan menghindari anggota kawanan lainnya.
  • Sapi dapat hidup selama 15 – 25 tahun, dan bagi sapi yang mempunyai tanduk umurnya dapat diprediksi dengan menghitung jumlah lingkaran di tanduknya
  • Sapi dianggap dewasa sejak umur 2 tahun
  • Sapi tertua sampai saat ini adalah Big Bertha, sapi berjenis Dremon yang sempat merayakan ulang tahun ke 49 sebelum mati 3 bulan kemudian.
  • Sapi menggunakan suara, posisi tubuh, dan ekspresi muka untuk berkomunikasi dengan sapi lainnya
  • Corak pada sapi perah seperti layaknya sidik jari, tidak ada dua sapi yang memiliki corak yang sama.
  • Di tanah berlumpur sapi bisa berlari lebih cepat dari kuda karena kuku kakinya yang melebar sehingga tidak mudah terbenam ke dalam lumpur
  • Sapi bisa menaiki tangga, tapi tidak bisa menuruninya, karena lututnya tidak bisa menekuk secara sempurna.
  • Sapi mempunyai kemampuan melihat hampir 360 derajat dan bisa melihat warna, kecuali merah.
  • Sapi mempunyai empat rongga pencernaan
  • Sapi mempunyai daya penciuman yang sangat tajam dan mampu mencium sesuatu yang berjarak 8 km jauhnya
  • Sapi dapat mendengar suara dengan frekuensi lebih rendah dan lebih tinggi dari yang bisa didengar manusia
  • Sapi mempunyai 32 buah gigi
  • Suhu tubuh sapi rata-rata adalah 38.6 derajat celcius
  • Sapi berdiri dan duduk sekitar 14 kali per hari
  • Seekor sapi perah dapat memproduksi sekitar 200,000 gelas susu sepanjang hidupnya
  • Sapi menghasilkan 90% susu di dunia
  • Seekor sapi perah bernama Robthom Suzet Paddy memegang rekor sebagai penghasil susu terbanyak dalam satu masa laktasi (365 hari) yaitu sebanyak 59,298 lbs (26.954 kg)
  • Seekor sapi perah bernama Cow No. 289 memegang rekor sebagai penghasil susu terbanyak sepanjang hidupnya yaitu sebanyak 465,224 lbs (211.465 kg)
  • Rekor penghasil susu terbanyak per hari dipegang oleh sapi bernama Urbe Blanca dengan 241 lbs (109 kg)
  • Sapi perah dapat menghasilkan air liur seberat 55 kg per hari
  • Seekor sapi seberat 500 kg dapat memproduksi rata-rata 10 ton pupuk kandang setiap tahunnya
  • Seekor sapi rata-rata menghasilkan 15 kg urin setiap harinya
  • Seekor sapi biasa menghabiskan waktu sekitar 6 jam per hari untuk makan dan 8 jam per hari untuk mengunyahnya.
  • Hampir semua sapi mengunyah setidaknya 50 kali per menit
  • Seekor sapi rata-rata menggerakkan rahangnya 40,000 kali dalam sehari
  • Seekor sapi rata-rata minum sebanyak 35 galon (sekitar 140 liter) air per hari
  • Sapi tidak menggigit rumput, melainkan menggunakan lidahnya untuk menariknya.
  • Sapi terbesar di dunia bernama Chili, seekor sapi perah setinggi 2 meter dan berat lebih dari 1 ton
  • Jenis sapi Dexter adalah yang terkecil di dunia dengan tinggi maksimum sekitar 1 meter dan berat maksimum 450 kg untuk jantan dan 350 kg untuk betina
  • Di Indonesia seekor sapi seberat 1,2 ton diklaim sebagai hewan kurban terberat di Indonesia akan disembelih pada Idul Adha 10 Dzulhijjah 1430 mendatang. John Eric Kamadjaja, Direktur PT Agro Fauna Kertosari (AFK), perusahaan agribisnis sapi potong yang mengelola lebih dari seribu ekor sapi di Desa Kertosari mengatakan sapi ‘raksasa’ yang akan disembelih pada Idul Adha mendatang adalah maskot dari peternakan sapi potong AFK selama ini. Rencananya, penyembelihan sapi ‘raksasa; ini akan dicatatkan di Museum Rekor Indonesia sebagai ‘Sapi kurban terberat’ di Indonesia.